Monday, June 20, 2011

Penelitian Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan


Penelitian Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan
Penelitian mengenai ekstraksi gelatin dari tulang ikan khususnya tulang rawan memang masih sangat jarang dilakukan. Penelitian mengenai hal ini telah dilakukan oleh Sopian (2002) dan Cho, dkk (2004). Keduanya sama-sama memanfaatkan tulang rawan sebagai bahan baku untuk mengekstraksi gelatin.
Perbedaannya, Sopian (2002) mengektraksi tulang rawan ikan pari sedangkan Cho, dkk (2004) tulang rawan ikan hiu (Isurus oxyrinchus). Sopian (2002) menggunakan tipe A (proses asam) sebagai teknik untuk mengekstraksi gelatin dari tulang rawan ikan pari. Tulang rawan ikan direndam dalam larutan HCl 5% dan 4%.
Waktu perendaman yang digunakan adalah selama satu dan minggu pada masing-masing konsentrasi. Larutan NaOH dan air mengalir digunakan untuk menetralkan ossein hingga pH 4-5 kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi waterbath selama 5-9 jam pada suhu 80ºC untuk mengekstraksi gelatinnya. Berdasarkan jumlah rendemen gelatin (%) menunjukkan hasil bahwa adalah perendaman dalam larutan HCl 5% selama satu minggu dengan metode pengeringan vakum.

Penelitian yang dilakukan oleh Cho, dkk (2004) adalah menggunakan tipe B (proses alkali) sebagai teknik untuk mengekstraksi gelatin dari tulang rawan ikan hiu (Isurus oxyrinchus. Data sifat fungsional dari gelatin tulang rawan ikan pari (I oxyrinchus) (GS) yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar mutu gelatin menurut perhitungan analitis (GA) dan standar mutu gelatin untuk bahan makanan (GF). Kedua gelatin standar yang digunakan tersebut merupakan gelatin yang diekstrak dari kulit babi.
Tulang rawan ikan hiu dengan kadar air 78,3%; kandungan protei 19,2%, kadar lemak 1,4%, dan 1,1% abu direndam dalam larutan NaOH 1-2 N selama 2-4 hari (perbandingan tulang dan NaOH = 1 : 8) dalam shaking incubator dengan kecepatan rotasi 200 rpm dan pada suhu 8ºC. Penetralan ossein dilakukan dengan cara mencucinya menggunakan HCl 2N kemudian diekstraksi waterbath selama 1-5 jam pada suhu 40-80ºC. Perbandingan ossein dengan air adalah 1 : 7. Filtrat yang ber-pH 8 disentrifuse selama 30 menit pada 900g dan suhu 30ºC. Fasa atas disaring menggunakan penyaring vakum dengan kertas saring 5A 110 nm, dipekatkan hingga 10 brix pada suhu 60ºC, dan terakhir dikeringkan menggunakan hot-air dryer dengan kecepatan 1,4 m/s selama 24 jam.

No comments:

Post a Comment