2.4.
Dualisme Sifat Cahaya
Cahaya dapat dipandang dalam dua versi.
Pandangan versi pertama dikemukakan oleh Huygens melalui Teori Undulasi”, yang
menyatakan bahwa cahaya hanya memiliki sifat gelombang. Pandangan versi kedua
yakni dikemukakan oleh Sir Isaac Newton melalui teori Korpuskular, yang
menyatakan bahwa cahaya hanya memiliki sifat partikel.
Teori Undulasi Huygens didukung antara
lain oleh beberapa percobaan pengukuran kecepatan cahaya oleh Fizeau yang
membuktikan bahwa kecepatan cahaya melalui berbagai media tidak sesuai dengan
pemikiran teori korpuskular Newton. Percobaan Young dan Fresnel menunjukkan hal
yang sama tentang gejala interferensi cahaya.
Tetapi, obeservasi tentang gejala radiasi benda hitam (black body radiation) yang diselidiki
oleh Planck dan gejala effek Compton ternyata dapat menjelaskan tentang sifat
cahaya sebagai partikel.
Pertentangan asumsi cahaya disatukan
oleh Einstein berdasarkan obeservasi efek fotolistrik. Einstein mengajukan
suatu pandangan tentang sifat cahaya yang dualistrik antara sifat partikel dan
sifat gelombang. Pada keadaan tertentu cahaya dapat dipandang sebagai gelombang
dan pada keadaan tertentu pula cahaya dapat dipandang sebagai partikel.
Louis Broglie mengajukan suatu
hipothesis tentang generalisasi terhadap pandangan dualisme cahaya Einstein,
dengan menyatakan bahwa semua benda bergerak selalu dapat dikaitkan dengan
sifat-sifat gelombang. Berdasarkan pada teori Einstein yang lain yang
menyatakan bahwa energi adalah bentuk lain dari massa ( E = m c2 )
dan teori planck tentang gelombang disertai energi sesuai dengan persamaan E =
hv = hc/λ, maka sifat gelombang cahaya (dengan kecepatan c) antara gelombang
dan partikel dapat dinyatakan dengan persamaan:
……………………………………………….2.15
Menurut
de Broglie, sifat dualisme serupa itu untuk benda dengan massa m yang bergerak
dengan kecepatan v dapat dinyatakan dalam persamaan :
…………………………………………………….2.16
Dengan
p = mv, yaitu momentum linear gerakan tersebut.
Persamaan ini menunjukkan bahwa untuk
benda-benda yang memiliki massa relatif besar, gerakan gelombang yang timbul
kurang tampak. Hal ini, disebabkan oleh kecilnya harga λ.
Tetapi untuk benda-benda kecil, seperti elektron dalam atom, maka sifat-sifat
gelombang yang menyertai gerakannya harus diperhitungkan.
Suatu elektron bergerak mengelilingi
inti menurut lintasan Bohr dengan jari-jari r, maka elektron akan memiliki
panjang sebesar λ = h/mv. Dengan demikian, elektron dalam mengililingi lintasan
Bohr selalu berada dalam keadaan stationer, panjang lintasan yang ditempu elektron
akan selalu merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang tersebut. Itu,
dapat dinyatakan dalam matematika dengan persamaan 2 – r = n.
Harga
panjang gelombang dalam persamaan ini dapat diganti dengan h/mv, akan
diperoleh:
……………………………………………………………….2.17
Persamaan
2.17 tepat sama dengan postulat Bohr. Hal itu, dapat memungkinkan untuk
meramalkan struktur atom.
2.5.
Model Atom Mekanika Gelombang
Elektron dalam atom
juga dapat dinyatakan sebagai gelombang sesuai dengan hipotesis de Broglie.,
maka kedaan gerak elektron harus dapat dinyatakan dengan persamaan gelombang.
Pada tahun 1926 Erwin Schodinger dan warner heisenberg, secara terpisah,
berupaya menusun dasar-dasar mekanika gelombang atau mekanika matriks yang
digunakan untuk menggambarkan gerakan partikel sebagai gelombang.
Persamaan
gelombang Schodinger
Persamaan deferensial
untuk gelombang tingkat kedua untuk gelombang satu dimensi, yang telah dikenal
dengan baik adalah:
………………………………………………………………2.18
Yang secara
matematik mewakili gelombang elektromagnetik, dengan ψ untuk fungsi amplitudo
gelombang tersebut dan c sebagai kecepatan cahaya.
Menurut hipotesis de Broglie, setiap
benda dapat dikaitkan dengan sifat gelombang. Oleh karena itu, untuk elektron
yang bergerak dengan kecepatan v, lambang ψ dapat digunakan untuk fungsi amplitudo
gerakan elektron. Dengan demikian, persamaan eletron dapat ditulis:
……………………………………………………………..2.19
Dalam persamaan itu, persamaan gelombang
merupakan fungsi jarak dan waktu. Menurut Schrodinger, gerakan dalam suatu atom
harus merupakan gerakan yang bebas waktu. Hal ini berarti bahwa gerakan
tersebut merupakan gerakan gelombang tegak atau merupakan gelombang stationer.
Keadaan ini, dapat dicapai jika lintasan gerakan elektron disekeliling inti
(2πr) merupakan kelipatan bulat (n) panjang gelombang gerakan itu, yang secara
matematik dapat dinyatakan sebagai 2πr = nλ, dimana n = bilangan bulat. Itu
berakibat, untuk menyusun persamaan gelombang (persamaan deferensial) gerakan
harus dilakukan pemisahan variable. Jika:
Ф (x,t) = ψ (k) sin 2πvt
Maka:
………………………………………………………2.20
Waktu. Persamaan de Broglie dapat
dimasukkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: berdasarkan pada pengertian
bahwa energi total merupakan jumlah dari energi kinetic dan energi potensial,
seperti tercermin dalam persamaan E = p2/2m + v, dan karenanya
momentum dapat dinyatakan sebagai p = [ 2m ( E – v )] ½, maka
hubungan de Broglie dapat dituliskan seperti pada persamaan 2.21.
………………………………………………………2.21.
Apabila harga-harga ini di,asukkan ke
dalam persamaan diferensial di atas, maka diperoleh persamaan 2.22.
………………………………………………………..2.22.
Untuk
system tiga dimensi maka persamaan 2.22 menjadi persamaan 2.23.
………………………………………………..2.23
Dimana adalah
operator Laplace, yang untuk system sumbu Cartesian berbentuk δ2/δx2
+ δ2/δy2 + δ2/δz2.
Persamaan deferensial tersebut adalah
persamaan gelombang Schrondingernyang sangat terkenal, yang merupakan dasar
untuk menggambarkan gerakan partikel sebagai gelombang.
Persamaan schrodinger
diselesaikan untuk diperoleh fungsi gelombang, yang dapat menggambarkan secara
matematis tentang keadaan materi yang ditinjau. Akan tetapi, persamaan tersebut
merupakan persamaan deferensial yang rumit sehingga penyelesaian eksak baru
diperoleh untuk system yang sederhana seperti pada atom hydrogen. Sistem yang
lebih rumit seperti atom berelektron banyak baru diperoleh penyelesaian
pendekatan (approximate solution)
Langkah metematik dalam penyelesaian persamaan tersebut terlalu rumit.
Perlu diketahui bahwa
penyelesaian itu memerlukan syarat matematik yang berupa tiga konstanta,
selanjutnya disebut Bilangan Kuantum. Bilangan
kuantum diperlukan untuk menggambarkan sifat khas tertentu elektron dalam atom.
No comments:
Post a Comment