BAB II
DISTRIBUSI FREKWENSI
2.1. DATA
MENTAH
Data mentah adalah data yang belum
diorganisir secara numeris. Jadi data tinggi mahasiswa yang sudah diurutkan
menurut nama masih kita kategorikan sebagai data mentah sebab urut menurut nama
bukan organisasi numeris. Sebaliknya jika kita sudah urutkan menurut tingginya
atau kita kelompokan menurut kategori tinggi tertentu maka data tersebut bukan
data mentah lagi.
2.2. RANGE
Range adalah selisih antara nilai
data maximum dengan minimum. Sebagai contoh jika berat data maksimum dari data
berat 100 mahasiswa adalah 80 kg, sedang
berat minimumnya 56 kg, maka renge = 80 kg – 56 kg = 24 kg.
2.3.
DISTRIBUSI FREKWENSI
Sekumpulan data mentah yang telah
dikelompokan menurut kategori tertentu yang kemudian digambar dalam bentuk
tabel, disebut dengan distribusi frekwensi (df).
Perhatikan contoh distribusi frekwensi
data berat 100 mahasiswa yang disajikan dalam Tabel 2.1. dibawah ini
Tabel
2.1.
Data
Berat 100 Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Sorong
Berat
(Kg)
|
Jumlah
Mahasiswa
|
|||
60
|
-
|
62
|
5
|
|
63
|
-
|
65
|
18
|
|
66
|
-
|
63
|
42
|
|
69
|
-
|
71
|
27
|
|
72
|
-
|
74
|
8
|
|
Jumlah :
|
100
|
Kolom dikiri menunjukan kelas atau
kategori dari df, sedang kolom kanan menunjukan frekwensi masing-masing kelas.
Data yang sudah diorganisir dalam bentuk
df sering disebut dengan data kelompok, sebaliknya jika masih sendiri-sendiri
dan belum diorganisir disebut data individu
2.4.
INTERVAL KELAS DAN BATAS KELAS
Simbol 60 – 62 dalam
Tabel 2.1. adalah menyatakan sebuah interval kelas. Angka-angka ujungnya yakni
60 dan 62 disebut dengan batas kelas bawah ( lower class limit ) dan batas
kelas atas ( upper class limit ).
Interval kelas yang hanya
mempunyai batas atas kelas atau batas
bawah kelas saja disebut dengan interval kelas terbuka. Sebagai contoh, jika
pada Tabel 2.1. interval kelas terakhir
kita ganti dengan > 72, maka kelas terakhir ini kita sebut dengan kelas
terbuka.
2.5. TEPI
KELAS
Jika
suatu berat dicatat sebagai interval
kelas 60-62 kg., maka secara teoritis data berat yang masuk dalan
interval kelas tersebut adalah mulai dari 59,5 kg sampai dengan
62,5 kg angka 59,5 kita sebut dengan
tepi kelas bawah
( Lower class boundaries ), sedangkan 62,5 kita sebut dengan tepi
kelas atas ( Upper class boundaries ).
Secara matematis tepi kelas ini dapat
dihitung sebagai berikut. Perhatikan
misalnya interval kelas kedua dalam Tabel 2.1.
2.6. LEBAR
KELAS
Lebar
kelas adalah selisih antara tepi kelas atas dengan tepi kelas bawah. Jika semua
kelas dalam satu df mempunyai lebar yang sama, maka lebar kelas tersebut biasa
dinotasikan dengan c. Dalam hal demikian, lebar kelas dapat juga dihitung
sebagai selisih antara dua tepi kelas bawah atau tepi kelas atas yang
berurutan. Sebagai contoh pada Tabel 2.1. semua lebar kelasnya sama sehingga
dapat dihitung sebagai berikut.
c
= 62,5 - 59,5 = 3 atau
c
= 65,5 - 62,5 = 3 atau
c
= 66,5 - 63,5 = 3 dan
seterusnya
2.7. NILAI TENGAH ( CLASS MARK )
Nilai tengah adalah nilai data yang
berada persis ditengah-tengah kelas dan diperoleh dengan menjumlahkan batas
kelas bawah dengan batas kelas atas dan kemudian dibagi dua. Jadi nilai tengah
untuk kelas pertama pada df Tabel 2.1.
adalah = (60 + 62) / 2 = 61.
2.8.
ATURAN UMUM UNTUK MENYUSUN
DISTRIBUSI FREKWENSI
Aturan umum untuk menyusun
distribusi frekwensi adalah sebagai berikut :
1.
Tentukan nilai terbesar dan
terkecil dari data mentah yang tersedia dan kemudian hitung range-nya.
2.
Bagilah range tersebut kedalam
sejumlah kelas yang sesuai ( convenient ) dengan lebar kelas yang sama. Jika
lebar kelas yang sama tidak bisa diperoleh gunakan lebar kelas yang berbeda
atau kelas terbuka. Jumlah kelas yang sesuai biasanya diambil antara 5 sampai
dengan 20, hal ini bergantung kepada datanya. Untuk menghitung banyaknya kelas
dapat juga digunakan rumus Sturges sebagai berikut :
K = 1 + 3,322 log n ;
n banyaknya data
3.
Hitunglah jumlah pengamatan yang
jatuh pada masing-masing kelas dengan menggunakan tally atau score sheet.
Dengan lain perkataan disini kita menghitung frekwensi kelas.
2.9. HISTOGRAM DAN FREKWENSI POLIGON
Histogram dan frekwensi poligon
adalah dua cara untuk menggambarkan df dengan grafik.
1.
Histogram terdiri dari sekumpulan segi empat yang
mempunyai :
a.
Basis pada axis horisontal (axis X) dengan
pusatnya pada nilai tengah dan panjangnya sama dengan lebar kelas.
b.
Luas dari segi empat tersebut sebanding
dengan frekwensi kelas. Jika semua interval kelas mempunyai lebar yang sama,
tinggi dari segi empat histogram tersebut sama dengan frekwensi kelas. Jika
lebar kelas tidak sama, tinggi segi empat histogram harus disesuaikan.
2. Frekwensi poligon adalah garis kontinu yang
menghubungkan titik tengah dari
masing-masing puncak segi empat histogram.
Histogram dan frekwensi poligon dari df
Tabel 2.1. adalah sebagai berikut :
Gambar
2.1. Histogram dan Frekwensi Poligon
2.10. DISTRIBUSI FREKWENSI RELATIP
Frekwensi relatip dari sebuah kelas
adalah frekwensi kelas tersebut dibagi dengan total frekwensi dan biasanya
dinyatakan dengan prosentase. sebagai contoh frekwensi relatip dari kelas 66-68
dalam Tabel 2.1. adalah 40 / 100 = 42%. Jumlah frekwensi relatip dari semua
kelas tentu saja sama dengan 1 atau 100 %.
Jika
frekwensi dari df Tabel 2.1. diganti
dengan frekwensi relatipnya, maka df-nya disebut dengan distribusi frekwensi
relatip ( dfr ). Sama dengan yang sebelumnya, hanya sumbu tegaknya dari
frekwensi diganti menjadi frekwensi relatip. Histogram dan Poligonnya disebut
histogam frekwensi relatip dan poligon frekwensi relatip.
2.11. DISTRIBUSI
FREKWENSI KUMULATIF : OGIVE
Frekwensi total dari semua nilai yang lebih kecil dari
atau sama dengan TKA suatu kelas disebut dengan frekwensi komulatif. Sebagai
contoh, frekwensi komulatif sampai dengan
interval kelas 66-68 dalam Tabel 2.1. adalah : 5+18+62 = 65. angka ini
menyatakan bahwa 65 mahasiswa mempunyai berat kurang dari 68,5 kg.
Tabel
yang menyajikan frekwensi komulatif semacam ini disebut distribusi frekwensi komulatif.
Tabel
2.2. Distribusi Frekwensi Komulatif
Berat
(Kg)
|
Jumlah
Mahasiswa
|
Kurang
dari 59,5
|
0
|
Kurang
dari 62,5
|
5
|
Kurang
dari 65,5
|
23
|
Kurang
dari 68,5
|
65
|
Kurang
dari 71,5
|
92
|
Kurang
dari 74,5
|
100
|
Sedangkan
grafik yang menunjukan frekwensi komulatif kurang dari (dari setiap TKA) yang
digambar dengan axis TKA masing-masing disebut frekwensi komulatif poligon atau
ogive.
Gambar 2.2. Distribusi Frekwensi Komulatif
No comments:
Post a Comment