Saturday, September 29, 2012

HAL. 1. BAB. 2. KIMIA DASAR 1. STKIP MUHAMMADIYAH SORONG 2012-2013


BAB. 2
ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

Teori atom yang merupakan salah salah satu penemuan terbesar dalam ilmu kimia pada abad ini, perkembangan telah diawali oleh para ahli filsafat India dan Yunani beberapa abad sebelum masehi. Istilah ‘atom’ digunakan pertama kali oleh dua orang filsuf kebangsaan Yunani yakni Leukippos (kira-kira 475 SM) dan muridnya yakni Demokritos (460 – 380 SM). Mereka berpendapat bahwa apabila suatu benda dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka benda itu tidak akan dapat dibagi secara terus-menerus, melainkan akan dijumpai suatu bagian terkecil benda itu yang tak dapat dibelah lagi. Bagian yang tidak dapat lagi itu dalam bahasa Yunani dinamakan atomos yang berarti tidak dapat dibagi lagi.
Pendapat Leukippos dan muridnya Demokritus ini mula-mula kurang dapat diterima oleh kalangan ahli filsafat Yunani pada masa itu, bahkan ditentang keras oleh filsuf Aristoteles (384-322 SM). Hal ini berakibat faham atomismus hampir dilupakan orang selama beberapa puluh abad. Faham atomismus mulai diperdebatkan kembali setelah Gassendi (1592-1655) berhasil mempopulerkan kembali pendapat Leukippos dan Demokritos. Selanjutnya,berbagai teori dan hipotesis tentang atom diajukan oleh para ahli. Teori dan hipotesis yang pernah diajukan adalah teori yang dikembangkan oleh seorang ahli fisika Inggris yakni John Dalton pada tahun1808. Teori ini merupakan satu-satunya teori yang secara ilmiah dapat dipertanggung jawabkan karena teori ini disusun berdasarkan pada fakta eksperimen yang berhasil diungkap sebelumnya. Selanjutnya, teori ini lebih dikenal sebagai Teori Atom Dalton yang dianggap sebagai dasar teori atom modern.Teori atom salton menyatakan bahwa atom suatu unsur merupakan bagian terkecil unsur itu dan bersifat sederhana tak dapat dibagi lagi.

2.1. Partikel Penyusun Atom.
Teori atom Dalton telah mampu menerangkan berbagai gejala eksperimental yang telah berhasil diungkap kembali pada saat itu, antara lain Hukum Lavoiser tentang kekekalan massa dan Hukum Proust tentang kepastian susunan. Teori atom Dalton dapat menerangkan tentang mengapa selama berlangsungnya suatu perubahan kimia tidak terjadi perubahan massa dan menerangkan tentang mengapa setiap zat selalu tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan massa, serta gejala-gejala eksperimental lain.
Namun, Teori Atom Dalton tidak mampu menjelaskan mengapa suatu atom dapat bergabung dengan yang lain dan dalam proses penggabungan itu suatu atom tertentu dengan sejumlah atom tertentu atom lain. Ini, berdampak pada kemajuan penelitian tentang atom itu sendiri. Para ahli kimia kemudian melakukan penelitian untuk menjawab kekurangan dari Teori Atom Dalton. Ilustrasi Teori Atom Dalton ditampilkan pada Gambar. 2.1.


2.1.1. Sifat-Sifat Kelistrikan Atom
Michael Faraday pada tahun 1932 melaporkan bahwa jika sejumlah arus listrik di alirkan melalui suatu leburan atau melalui larutan garam, maka akan terjadi peruraian garam tersebut menjadi bagian-bagian penyusunnya. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai proses elektrolisis. Proses elektrolisis yaitu peruraian suatu zat karena pengaruh arus listrik.
Penemuan Faraday memberi petunjuk bahwa ada hubungan erat antara struktur atom-atom. Penemuan ini pun menggambarkan bahwa atom terdiri dari partikel-partikel bermuatan listrik yang terikat satu sama lain oleh suatu gaya tarik menarik elektrostatistik sedemikian rupa hingga partikel-partikel  tersebut membentuk suatu struktur dalam suatu kesatuan yang utuh.

2.1.2. Penemuan Elektron
Usaha mengungkap misteri partikel bermuatan listri melalui berbagai penelitian. J.J. Thomson mempelajari karakter sinar katoda dalam medan magnet hingga memperoleh kesimpulan bahwa sinar katoda merupakan pancaran partikel-partikel bermuatan negatif, yang memiliki rasio (angka banding) muatan massa (e/m) sebesar 1,7588 x 108 coloumb. gram-1. Penyusun sinar katoda tersebut kemudian oleh Thomson dinamakan elektron. Hal ini mudah dipahami karena elektron berasal dari penyusun katoda, maka elektron merupakan salah satu partikel penyusun atom. Ilustrasi eksperimen J.J Thomson ditunjukkan pada Gambar. 2.2.



Tahun 1897 Thomson mengusulkan suatu model atom. Menurut Thomson; atom dapat digmbarkan sebagai bola kecil bermuatan positif, sedangkan elektron bermuatan negatif tersebar diantara muatan positif. Massa atom terkaitkan dengan massa massa partikel-partikel bermuatan dalam atom. Gambaran model atom J.J. Thomson ditunjukkan pada Gambar. 2.3.



Namun, J.J. Thomson belum dapat melakukan pengukuran secara terpisah terhadap salah satu besaran muatan atau massa elektron. Tahun 1909 seorang fisikawan amerika yakni R.A. Millikan melakukan riset tentang tetes minyak (oil drops experiment) yang berhasil mengukur dengan tepat muatan terkecil yang dapat dimiliki oleh suatu benda, yakni sebesar 1,6 X 10-19 coulomb. Dengan demikian, apabila diasumsikan bahwa elektron merupakan partikel yang memiliki muatan terkecil, maka elektron akan memiliki massa sebesar 9,1 x 10-28 gram.

2.1.3. Penemuan Inti Atom
Ernest Rutherford melakukan riset penembakan sinar alfa melalui lempeng logam emas tipis. Sinar alfa telah dikenal saat itu sebagai berkas sinar yang terdiri dari partikel bermuatan positif dan mempunyai massa sebesar empat kali massa atom hydrogen. Hasil yang diperoleh dari riset Rutherford menyatakan adanya sinar alfa sebagian dibiaskan sebagian dipantulkan serta sebagian besar diteruskan oleh lempeng logam. Ilustrasi eksperimen Rutherford ditampilkan pada Gambar. 2.3.



Rutherford menolak model atom yang diusulkan Thomson sebelumnya berdasarkan pada hasil riset yang dilakukannya. Rhutherfor berpendapat bahwa:
1. Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa.
2. Setiap atom harus memiliki inti atom, sebagai pusat massa dan pusat muatan positif.
3. Jari-jari inti atom berkisar tidak jauh dari 10-13 cm, jari-jari atom kira-kira sebesar seratus ribu kali jari-jari inti (10-8 cm).
Namun, Rutherford tidak mampu menjelaskan tentang fenomena gaya tarik antar benda bermuatan positif terhadap benda bermuatan negatif. Berdasarkan fenomena gaya elektrostatistik maka semestinya elektron yang bermuatan negatif akan bergabung dengan inti atom yang bermuatan positif. Rutherford telah meletakkan fondasi dasar tentang partikel penyusun atom yakni terdiri dari inti atom dan elektron dimana inti atom bermuatan positif sedangkan elektron bermuatan negatif.
Model atom menurut Rutherford dapat digambarkan seperti pada Gambar. 2.4.
 
 
H.G.J. Moseley mengadakan suatu pengukuran pada energy radiasi sinar rontgen (sinar X) yang dipancarkan oleh berbagai unsur apabila unsur itu disinari dengan berkas sinar elektron (sinar katoda). Hasil eksperimen ini menunjukkan adanya hubungan antara energy radiasi sinar-x suatu unsur dan energy ikatan antara inti atom unsur dengan elektron disekitarnya. Hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa gaya ikat antara inti atom dan elektron di sekitarnya merupakan gaya tarik menarik elektrostatik biasa. Moseley menyatakan bahwa besarnya muatan positif inti atom bertambah secara bertingkat dari unsur ke unsur yang lain, jika unsur-unsur tersebut diurutkan berdasarkan urutan tingkat energy radiasi sinar-x yang dipancarkannya. Selanjutnya, muatan listrik positif inti atom dinamakan nomor atom.
Nomor atom diartikan sebagai jumlah proton atau jumlah partikel bermuatan positif. Suatu atom hars merupakan suatu sistem yang bermuatan netral, maka jumlah proton didalam inti harus sama dengan jumlah elektron disekitarnya. Oleh karena itu, nomor atom bermakna penting untuk menunjukkan struktur atom.
H.m.Mc. Coy dan W,H. Rose pada tahun 1907 menemukan isotop berbagai unsur. Isotop adalah unsur yang memiliki nomor atom yang sama tetapi massa atom berbeda. Apabila suatu atom hanya tersusun atas proton dan elektron, maka suatu unsur hanya memiliki satu kemungkinan meiliki satu isotop. Penemuan Coy dan Rose ini bertentangan dengan kaidah atom hanya tersusun dari inti atom dan elektron saja.
James Chadwick pada tahun 1932 menemukan partikel penyusun atom lain. Penemuan ini kemudian disebut dengan netron. Netron memiliki massa yang sama dengan massa proton, tetapi bermuatan listrik netral (tidak memiliki muatan). Proton dan netron bersama-sama menyusun inti atom. Dari sederetan penemuan itu maka dapat disimpulkan bahwa komponen pembentuk atom adalah proton yang bermuatan positif, netron yang bermuatan netral dan elektron yang bermuatan negatif.

2.2. Spektroskopi Atom
Spektroskopi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi zat dengan cahaya, baik berupa pancaran (emisi) atau pendaran (fluoresensi) cahaya dari suatu zat atau penyerapan (adsorpsi) cahaya oleh suatu zat.  Salah satu cabang ilmu spektroskopi adalah mempelajari karakter cahaya yang dipancarkan oleh suatu zat jika zat itu dipanaskan.
Cahaya pada dasarnya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik sehingga cahaya memiliki sifat-sifat gelombang. Cahaya memiliki kecepatan, frekuensi dan panjang gelombang serta energy radiasi. Walau pun karakter cahaya ini telah dikenal, namun hubungan secara matematis antara besaran-besarannya baru ditemukan pada tahun 1900 oleh Max Planck, yakni :
Dengan
E,= energy
v = frekuensi
λ = panjang gelombang
c = kecepatan rambat cahaya pada ruang vakum (3,0 x 1010 cm. per detik)
h = konstanta planck (6,63 x 10-27 per detik)
Penyelidikan lanjut spektroskopi menunjukkan bahwa seiap akan selalu menghasilkan spectra garis yang karakteristik. Suatu misal, natrium memiliki pancaran spektroskopi berwarna kuning dengan dua garis spectra yakni pada panjang gelombang 589,0 dan 589,6 nm. Spectra semacan ini kemudian disebut spectra discontinue atau spectra garis. Namun jika sinar matahari di amati dengan spektrofotometri maka akan muncul spectra continue. Ini, menunjukkan bahwa sinar matahari memiliki susunan warna yang lengkap. Dengan kata lain, cahaya matahari merupakan paduan semua warna, tidak seperti spectra yang dihasilkan oleh atom-atom. Sama halnya dengan atom, molekul juga akan menampilkan spectra molekul yang khas. Spectra molekul juga merupakan spectra discontinue, tetapi berupa pita yang kemudian disebut dengan spekta pita. Beberapa jenis spekta atom ditampilkan pada Gambar. 2.5.

Gambar. 2.5. Beberapa contoh spectra.

Balmer pada yahun 1885 berhasil mengamati spectra discontinue yang dimunculkan oleh atom hydrogen dengan cara memanaskan gas hydrogen. Bila spectra ini diamati secara seksama dengan menghitung frekuensi masing-masing garis spectra yang dihasilkan, kemudian harga frekuensi setiap garis spectra dihubungkan satu sama lain akan diperoleh suatu deret matematik sebagai berikut:
Dengan b merupakan bilangan bulat yang memiliki harga lebih besar dari Z, yaitu 3, 4, 5, 6 dan seterusnya. Selanjutnya, hubungan deret matematika ini disebut Deret Balmer. Deret balmer mewakili spectra atom hydrogen dalam daerah tampak yakni pada panjang gelombang 700 – 400 nm.

No comments:

Post a Comment