Monday, June 20, 2011

TGA (Thermogravimetric Analysis)


TGA (Thermogravimetric Analysis)
TGA terutama dipakai untuk menentukan stabilitas panas polimer-polimer. Metode TGA yang banyak diterapkan didasarkan pada pengukuran bobot yang kontinyu terhadap suatu neraca sensitif (disebut neraca panas) ketika suhu sampel dinaikkan dalam udara atau dalam dalam atmosfer yang inert. TGA ini dinyatakan sebagai TGA nonisotermal. Data dicatat sebagai thermogram bobot versus temperatur. Hilangnya bobot bisa timbul dari evaporasi lembab yang tersisa atau pelarut, tetapi pada suhu-suhu yang lebih tinggi terjadi dari terurainya polimer. Selain memberikan informasi mengenai stabilitas panas, TGA bisa dipakai untuk mengkarakterisasi polimer melalui hilangnya suatu entitas yang diketahui. TGA juga bermanfaat untuk penetapan bahan pemlastik dan bahan-bahan tambahan lainnya.
Suatu variasi dari metode TGA adalah mencatat kehilangan bobot dengan waktu pada suhu konstan (TGA isotermal). TGA ini kurang umum dipakai daripada TGA nonisotermal.instrumeninstrumen TGA modern memungkinkan termogram-termogram dicatat pada kwantitas mikrogram bahan. Beberapa instrument didesain untuk mencatat dan memproses data DSC dan TGA sekaligum dan bisa juga diadaptasi untuk analisis kromatografi gas dan/atau spektrometri massa terhadap produk-produk degradasi yang terjadi (Steven, 2001).
Analisis thermogravimetri merupakan metode dinamik yang didasarkan pada hilangnya bobot sampel yang diukur secara kontinyu sebagai fungsi temperatur pada kecepatan tetap atau sebagai fungsi waktu. Aplikasinya untuk menentukan kemurnian sampel, mempelajari degradasi termal dan kinetika kimia (West, 1992).
Berdasar kurva thermogram, maka diperoleh:
1. Tahap pertama menyatakan bobot awal (wo – wi) yang jumlahnya kecil, merupakan hilangnya pelarut akibat desrpsi, tapi bila terjadi pada suhu mendekati 1000C merupakan air yang menguap.
2. Tahap berikutnya (wi – w2) atau (w2 – w3) ialah hasil dekomposisi cuplikan. (Narkanti, 1996).

No comments:

Post a Comment